SILAT NASIONAL PERISAI DIRI (PD)
Teknik silat Indonesia PERISAI DIRI pada tanggal 2 Juli 1955 yang diciptakan oleh Pak Dirdjo (mendapat penghargaan pemerintah sebagai Pendekar Purna Utama) yang pernah mempelajari lebih dari 150 aliran silat nusantara dan mempelajari aliran kungfu siauw liem sie (shaolin) selama 13 tahun. Teknik praktis dan efektif berdasar pada elakan yang sulit ditangkap dan serangan perlawanan kekuatan maksimum. Saat ini merupakan silat yang paling dikenal dan banyak anggotanya di Australia, Eropa, Jepang dan Amerika Serikat.
Teknik Asli dalam silat Perisai Diri sebagian besar digali dari aliran Siauw Liem Sie (Shaolinshi). Dengan kreativitas Pak Dirdjo, yang mirip hanyalah sikap awalnya saja, sedangkan gerakan maupun implementasinya sudah dijiwai oleh karakter pencak silat Indonesia. Hal ini yang menjadikan ilmu silat Perisai Diri mempunyai sifat unik, tidak ada kemiripan dengan silat yang lain.
Disebut Asli karena mempunyai frame tersendiri, bukan merupakan kombinasi dari beberapa aliran silat.
Teknik Asli dalam silat Perisai Diri diantaranya yaitu :
1. Burung Meliwis
2. Burung Kuntul
3. Burung Garuda
4. Harimau
5. Naga
6. Satria
7. Pendeta
8. Putri
Disamping itu dikenal juga teknik yang hampir dimiliki semua aliran pencak silat yaitu, Teknik Minangkabau
Di Australia, Kelatnas Indonesia Perisai Diri mulai dikembangkan di
Brisbane pada tahun 1979 oleh Dadan Muharam, seorang pelatih silat Perisai Diri
dari Bandung. Kelatnas Indonesia Perisai Diri berkembang pesat di Australia
dengan cabang di berbagai daerah, di antaranya yaitu di Tarragindi, Kuraby,
Logan, Ashmore, Burleigh Heads, Springbrook, Maleny, Nambour, Noosaville,
Yandina, Gympie, Townsville, Coffs Harbour, Newcastle, Moruya Heads, Melbourne,
Adelaide, Perth, dsb.
Kelatnas Indonesia Perisai Diri juga dikembangkan di Belanda oleh Ronny
Tjong A-Hung sejak tahun 1979. Saat ini Kelatnas Indonesia Perisai Diri di
Belanda telah berkembang dengan tempat latihan di Amsterdam, Hilversum,
Maarssen, Nieuwegein, Utrecht, dsb.
Beberapa Materi Pendidikan dan Latihan Silat Perisai Diri
Tingkatan pesilat Perisai Diri dibagi dalam beberapa tingkatan yang
masing-masing ditempuh dalam jangka waktu tertentu. Secara garis besar,
tingkatan tersebut dikelompokkan dalam Tingkat Dasar dan Tingkat Keluarga.
Tingkat Dasar terdiri dari Dasar I (Sabuk Putih), Dasar II (Sabuk
Hitam) dan Calon Keluarga (Sabuk Merah).
Tingkat Keluarga (Sabuk Merah)
terdiri dari beberapa tingkatan yang ditandai dengan warna strip pada badge di
dada kiri.
Tahapan pelajaran silat Perisai Diri terdiri dari pengenalan, pengertian,
penerapan, pendalaman dan penghayatan.
Senam Teknik
Kombinasi
Senam Teknik Kombinasi merupakan susunan gerak silat Perisai Diri yang
dilatihkan kepada pesilat di setiap sesi pelatihan. Sekilas seperti rangkaian
jurus di silat pada umumnya, namun Senam Teknik Kombinasi bukanlah rangkaian
yang perlu dihafalkan seperti jurus di perguruan silat lain.
Rangkaian gerak Senam Teknik Kombinasi dibuat oleh para pelatih setempat
pada saat latihan berlangsung. Rangkaian gerak ini dibuat berdasarkan imajinasi
pada saat pesilat melakukan Serang Hindar dengan seorang lawan. Rangkaian yang
dibuat oleh pelatih tersebut dilaksanakan dengan tenaga dan kecepatan maksimal
dan diulang berkali-kali.
Tujuan dari latihan Senam Teknik Kombinasi ini adalah untuk menciptakan
kebiasaan dalam melakukan teknik yang benar dan menciptakan refleks yang baik
terhadap para pesilat. Latihan ini juga akan membentuk otot-otot para pesilat
agar dapat beradaptasi dengan teknik Perisai Diri. Senam Teknik Kombinasi ini
selalu berbeda-beda di setiap sesi latihan, baik tangan kosong ataupun
menggunakan senjata.
Teknik
Minangkabau
Gerakan teknik Minangkabau mirip dengan tarian tradisional dari
Minangkabau, Sumatera Barat. Salah satu tujuan dari mempelajari teknik ini
adalah untuk memperkuat otot-otot paha dan otot belakang. Teknik ini juga
memberikan pengalaman tentang bagaimana rasanya bila kita berada pada posisi
yang merendah ke tanah.
Untuk menyerang lawan, teknik Minang seringkali mendahului dengan membuka
bagian lemah dari badannya dengan gerakan yang lambat. Ini adalah pancingan
yang disengaja agar lawan menyerang terlebih dahulu. Ketika lawan datang dengan
serangan, saat itulah teknik Minang akan bergerak sangat cepat dan keras
menghancurkan serangan lawan tersebut dengan sikunya dan dilanjutkan dengan
serangan berikutnya.
Teknik Burung Meliwis
Burung Meliwis memiliki ciri khas tersendiri dalam bergerak, yaitu bergerak
dengan ringan dan cepat. Tujuan dari mempelajari teknik ini adalah untuk
melatih kecepatan, keringanan tubuh dan membiasakan diri menapak dengan ujung
kaki. Dengan mempelajari teknik ini, maka pesilat dengan sendirinya akan
melatih otot-otot kaki, betis dan pinggul.
Meliwis menggunakan ujung-ujung jari untuk menyerang lawan. Oleh karena
itu, ia hanya akan menyerang bagian-bagian yang sangat lemah seperti mata dan
leher. Saat menyerang, Meliwis melontarkan tangannya dengan cepat ke arah lawan
dan akan kembali dengan kecepatan yang sama, sehingga mempersulit lawan untuk
menolak.
Selain ujung-ujung jari, Meliwis juga menggunakan pergelangan tangannya
untuk menyerang bagian-bagian seperti leher dan dagu. Teknik ini juga
menggunakan pergelangan tangan bagian dalam untuk menolak dengan cara
mengalihkan arah serangan lawan.
Teknik Burung
Kuntul
Setelah mempelajari teknik Meliwis, pesilat akan menerima pelajaran teknik
berikutnya, Burung Kuntul. Bila saat berlatih Meliwis, pesilat diajarkan untuk
bergerak ringan, kini pesilat diajarkan untuk melibatkan tenaga saat bergerak
ringan.
Dibandingkan dengan Meliwis, Kuntul tidak hanya menyerang
bagian lemah, tetapi juga bagian lain seperti lutut. Teknik ini memiliki satu
tendangan yang digunakan untuk merusak lutut lawan.
Pada saat menyerang, sifat serangan Kuntul adalah
memecut. Serangan dilontarkan sangat cepat dari badan ke arah sasaran dan
dengan sendirinya kembali ke arah badan dengan kecepatan yang sama. Namun pola
serangan Kuntul tidak pernah lurus kedepan seperti teknik beladiri pada
umumnya, serangan Kuntul selalu mengarah ke samping.
Untuk menyerang depan, maka Kuntul akan memposisikan
dirinya sedemikian rupa, sehingga lawan menjadi berada di samping saat serangan
mencapai target.
Teknik Satria
Setelah
mempelajari teknik hewan, di tingkat ini pesilat akan mulai mempelajari teknik
manusia. Teknik yang pertama dipelajari adalah Satria. Pada tingkat ini,
pesilat dianggap telah mampu menerapkan seluruh kemampuan dari teknik hewan
pada tingkatan-tingkatan sebelumnya. Sebagai suatu teknik manusia, Satria akan
mulai meninggalkan karakter kehewanannya, seperti liar, buas dan brutal. Satria
akan berpikir tepat sebelum bertindak dan melaksanakan geraknya dengan penuh
percaya diri.
Bersamaan dengan penerimaan pelajaran teknik ini, seorang
pesilat juga menerima pelajaran Pernafasan Tahap 2 yang difokuskan untuk
meledakkan tenaga. Karena kemampuan dari dua tahap Pernafasan tersebut, sifat
teknik Satria menjadi penuh dengan rasa percaya diri. Ketika serangan datang,
Satria akan menolak, memapas dan merusak perlengkapan serangan lawan dengan
memukul titik persendian. Saat bergerak, teknik ini tidak melakukan gerakan-gerakan
yang rumit seperti pada teknik Harimau dan Naga.
Teknik Pendeta
Dalam Bahasa Jawa, pandito artinya
adalah orang yang selalu memberikan falsafah jalan kebaikan pada orang lain.
Karakter ini pun terbawa ke dalam teknik itu sendiri. Teknik ini tidak
menunjukan kebrutalan dan juga tidak banyak merusak ataupun menghancurkan
persendian lawan. Walaupun kemampuan seorang pesilat yang mempelajari Pendeta
tetap memiliki kemampuan seluruh teknik di bawahnya, namun teknik ini sendiri
tidak akan merusak bila tidak diperlukan.
Pola gerak yang dilakukan teknik ini pun jauh lebih
sederhana. Serangannya hanya berpola lurus, dengan jarak yang dekat. Serangan
yang dilakukan sepenuhnya menggunakan putaran badan. Perlengkapan yang
digunakan saat menyerang adalah kepalan tangan, sisi samping badan, kepala dan
tumit. Bentuk tangan dari teknik ini selalu mengepal. Sasaran serangan umumnya
adalah ulu hati, kepala, rusuk dan beberapa bagian persendian.
Daftar Pustaka:
https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_Silat_Nasional_Indonesia_Perisai_Diri
http://senipencak.nyimuetz.com/2015/10/23-aliran-pencak-silat-terkenal-di-indonesia.html
Daftar Pustaka:
https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_Silat_Nasional_Indonesia_Perisai_Diri
http://senipencak.nyimuetz.com/2015/10/23-aliran-pencak-silat-terkenal-di-indonesia.html
0 komentar:
Posting Komentar