Rabu, 19 April 2017

Adat Pernikahan Khas Bali


Pernikahan Adat Bali



Pernikahan adat bali sangat diwarnai dengan pengagungan kepada Tuhan sang pencipta, semua tahapan pernikahan dilakukan di rumah mempelai pria, karena masyarakat Bali memberlakukan sistem patriarki, sehingga dalam pelaksanan upacara perkawinan semua biaya yang dikeluarkan untuk hajatan tersebut menjadi tanggung jawab pihak keluarga laki – laki. Hal ini berbeda dengan adat pernikahan jawa yang semua proses pernikahannya dilakukan di rumah mempelai wanita. Pengantin wanita akan diantarkan kembali pulang ke rumahnya untuk meminta izin kepada orang tua agar bisa tinggal bersama suami beberapa hari setelah upacara pernikahan.


Rangkaian tahapan pernikahan adat Bali adalah sebagai berikut:



• Menentukan Hari Baik
Setelah sebelumnya keluarga calon mempelai pria datang untuk meminang atau dalam bahasa Bali disebut memadik atau ngindih, kedua belah pihak keluarga beranjak untuk memilih waktu yang tepat untuk menikahkan kedua putra putri mereka. Warga Bali yang sangat religius, mempercayai hari baik untuk melaksanakan pernikahan. Dimana hari baik yang telah disepakati tersebut, menjadi hari bagi calon mempelai wanita untuk dijemput dan dibawa ke rumah calon mempelai pria.


·   Upacara Ngekeb

Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan calon pengantin wanita dari kehidupan remaja menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga memohon doa restu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar bersedia menurunkan kebahagiaan kepada pasangan ini serta nantinya mereka diberikan anugerah berupa keturunan yang baik.

Setelah itu pada sore harinya, seluruh tubuh calon pengantin wanita diberi luluran yang terbuat dari daun merak, kunyit, bunga kenanga, dan beras yang telah dihaluskan. Dipekarangan rumah juga disediakan wadah berisi air bunga untuk keperluan mandi calon pengantin. Selain itu air merang pun tersedia untuk keramas.

Sesudah acara mandi dan keramas selesai, pernikahan adat bali akan dilanjutkan dengan upacara di dalam kamar pengantin. Sebelumnya dalam kamar itu telah disediakan sesajen. Setelah masuk dalam kamar biasanya calon pengantin wanita tidak diperbolehkan lagi keluar dari kamar sampai calon suaminya datang menjemput. Pada saat acara penjemputan dilakukan, pengantin wanita seluruh tubuhnya mulai dari ujung kaki sampai kepalanya akan ditutupi dengan selembar kain kuning tipis. Hal ini sebagai perlambang bahwa pengantin wanita telah bersedia mengubur masa lalunya sebagai remaja dan kini telah siap menjalani kehidupan baru bersama pasangan hidupnya.



• Penjemputan Calon Mempelai Wanita
Sesuai tradisi, perayaan pernikahan tidak diadakan di kediaman pihak wanita seperti kebanyakan daerah, tetapi dilaksanakan di kediaman pihak laki-laki. Itu sebabnya mengapa calon mempelai wanita dijemput. Namun, sebelum dijemput untuk dibawa, calon mempelai wanita telah diselimuti kain kuning tipis mulai dari ujung rambut hingga kaki. Kain kuning yang membungkus calon mempelai wanita diibaratkan bahwa mempelai wanita telah siap mengubur masa lalunya sebagai lajang untuk menyongsong kehidupan baru, kehidupan berumah tangga.


·   Mungkah Lawang ( Buka Pintu )

Seorang utusan Mungkah Lawang bertugas mengetuk pintu kamar tempat pengantin wanita berada sebanyak tiga kali sambil diiringi oleh seorang Malat yang menyanyikan tembang Bali. Isi tembang tersebut adalah pesan yang mengatakan jika pengantin pria telah datang menjemput pengantin wanita dan memohon agar segera dibukakan pintu.


·   Upacara Mesegehagung

Sesampainya kedua pengantin di pekarangan rumah pengantin pria, keduanya turun dari tandu untuk bersiap melakukan upacara Mesegehagung yang tak lain bermakna sebagai ungkapan selamat datang kepada pengantin wanita. kemudian keduanya ditandu lagi menuju kamar pengantin. Ibu dari pengantin pria akan memasuki kamar tersebut dan mengatakan kepada pengantin wanita bahwa kain kuning yang menutupi tubuhnya akan segera dibuka untuk ditukarkan dengan uang kepeng satakan yang ditusuk dengan tali benang Bali dan biasanya berjumlah dua ratus kepeng.


·   Madengen–dengen

Upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri atau mensucikan kedua pengantin dari energi negatif dalam diri keduanya. Upacara dipimpin oleh seorang pemangku adat atau Balian.


·   Mewidhi Widana

Dengan memakai baju kebesaran pengantin, mereka melaksanakan upacara Mewidhi Widana yang dipimpin oleh seorang Sulingguh atau Ida Peranda. Acara ini merupakan penyempurnaan pernikahan adat bali untuk meningkatkan pembersihan diri pengantin yang telah dilakukan pada acara – acara sebelumnya. Selanjutnya, keduanya menuju merajan yaitu tempat pemujaan untuk berdoa mohon izin dan restu Yang Kuasa. Acara ini dipimpin oleh seorang pemangku merajan.



·   Menusuk Tikeh Dadakan
Calon mempelai wanita telah bersiap memegang anyaman tikar yang terbuat dari daun pandan muda (tikeh dadakan). Sedangkan calon mempelai pria memegang keris, siap menghunuskan tikeh dadakan dengan kerisnya. Menurut kepercayaan umat Hindu, tikeh dadakan yang dipegang calon mempelai wanita menyimbolkan kekuatan Sang Hyang Prakerti (kekuatan yoni), dan keris milik calon mempelai pria perlambangan dari kekuatan Sang Hyang Purusa (kekuatan lingga).



·   Memutuskan Benang
Sebelum memutuskan benang, kedua mempelai bersama-sama menanam kunyit, talas dan andong tepat di belakang merajan atau sanggah (tempat sembahyang keluarga), sebagai wujud melanggengkan keturunan keluarga. Baru setelah itu, memutuskan benang yang terentang pada cabang dadap (papegatan) yang menganalogikan bahwa kedua mempelai siap menanggalkan masa remaja untuk memulai hidup berkeluarga.



·   Mejauman Ngabe Tipat Bantal

Beberapa hari setelah pengantin resmi menjadi pasangan suami istri, maka pada hari yang telah disepakati kedua belah keluarga akan ikut mengantarkan kedua pengantin pulang ke rumah orang tua pengantin wanita untuk melakukan upacara Mejamuan. Acara ini dilakukan untuk memohon pamit kepada kedua orang tua serta sanak keluarga pengantin wanita, terutama kepada para leluhur, bahwa mulai saat itu pengantin wanita telah sah menjadi bagian dalam keluarga besar suaminya. Untuk upacara pamitan ini keluarga pengantin pria akan membawa sejumlah barang bawaan yang berisi berbagai panganan kue khas Bali seperti kue bantal, apem, alem, cerorot, kuskus, nagasari, kekupa, beras, gula, kopi, the, sirih pinang, bermacam buah–buahan serta lauk pauk khas bali.







Referensi:

http://pernikahanadat.blogspot.co.id/2010/01/pernikahan-adat-bali.html

https://www.weddingku.com/blog/rangkaian-prosesi-pernikahan-bali
Share:

1 komentar:

  1. Hubungi : 0822 – 9914 – 4728 (Rizky)
    Menikah adalah tujuan dan impian Semua orang, Melalui HIS Graha Elnusa Wedding Package , anda bisa mendapatkan paket lengkap mulai dari fasilitas gedung full ac, full carpet, dan lampu chandeliar yg cantik, catering dengan vendor yang berpengalaman, dekorasi, rias busana, musik entertainment, dan photoghraphy serta videography.
    Kenyaman dan kemewahan yang anda dapat adalah tujuan utama kami.

    BalasHapus

Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma

Pencarian

Diberdayakan oleh Blogger.

Search This Blog

Pinterest Gallery

featured Slider

Popular Posts

Tweet Tweet

Like us

About me

Sponsor