Rabu, 19 April 2017

Museum Fatahillah-Kota Tua, Jakarta


Musuem Fatahillah Jakarta


Museum Fatahillah

Pada awalnya sejarah museum fatahillah merupakan bangunan kolonial Belanda yang dipergunakan sebagai balai kota.  Peresmian gedung dilakukan pada tanggal 27 April 1626, oleh Gubernur Jenderal Pieter de Carpentier (1623-1627) dan membangun gedung balai kota baru yang kemudian direnovasi pada tanggal 25 Januari 1707, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn dan baru selesai pada tanggal 10 Juli 1710 di masa pemerintahan lain, yaitu pada Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck.


Gedung yang dipergunakan sebagai Balaikota ini, juga memiliki fungsi sebagai Pengadilan, Kantor Catatan Sipil, tempat warga beribadah di hari Minggu, dan Dewan Kotapraja (College van Scheppen). Kemudian sekitar tahun 1925-1942,  gedung tersebut  juga digunakan untuk mengatur sistem Pemerintahan pada Provinsi Jawa Barat. Kemudian  tahun 1942-1945, difungsikan sebagai  kantor tempat pengumpulan logistik Dai Nippon.

Kemudian sekitar tahun 1919 untuk memperingati berdirinya batavia ke 300 tahun, warga kota Batavia khususnya para orang Belanda mulai tertarik untuk membuat sejarah tentang kota Batavia. Lalu pada tahun 1930, didirikanlah yayasan yang bernama Oud Batavia (Batavia Lama) yang bertujuan untuk mengumpulkan segala hal tentang sejarah kota Batavia.



Tahun 1936, Museum Oud Batavia diresmikan oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (1936-1942), dan dibuka untuk umum pada tahun 1939.. Setelah itu pada tahun 1968 gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta dan kemudian dijadikan sebagai Museum pada tahun 1974.


Museum Fatahillah

Pada sejarah museum fatahillah berdasarkan pembentukannya hingga bisa kita kunjungi sampai sekarang ini, menyimpan sisa penjajahan di dalamnya. Terbentuk menjadi dua lantai dengan ruang bawah tanah ini, berisikan banyak peninggalan bersejarah yaitu :

  • Lantai bawah : Berisikan peninggalan VOC seperti patung, keramik-keramik barang kerajinan seperti prasasti, gerabah, dan penemuan batuan yang ditemukan para arkeolog. Terdapat pula peninggalan kerajinan asli Betawi (Batavia) seperti dapur khas Betawi tempo dulu
  • Lantai dua : Terdapat perabotan peninggalan para bangsa Belanda mulai dari tempat tidur dan lukisan-lukisan, lengkap dengan jendela besar yang menghadap alun-alun. Konon, jendela besar inilah yang digunakan untuk melihat hukuman mati para tahanan yang dilakukan di tengah alun-alun.
  • Ruang bawah tanah : Yang tidak kalah penting pada bangunan ini adalah, penjara bawah tanah para tahanan yang melawan pemerintahan Belanda. Terdiri dari 5 ruangan sempit dan pengap dengan bandul besi, sebagai belenggu kaki para tahanan.

 

“Wisata” Ke Masa Lalu

Dulu di depan musium ini juga, layaknya alun-alun, sebagai tempat yang terkadang diadakannya acara-acara penting untuk orang-orang Belanda pada zamannnya. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

Opera teatrikal di musium Fatahillah

Pengunjung disuguhkan layaknya “opera klasik” yang sangat baik oleh para seniman disana. Dengan begitu seakan-akan kita tersedot dimensi waktu ke masa saat musium ini masih digunakan sebelum menjadi musium.

Sebelum pengunjung masuk ke dalam kamar yang di atas pintunya terdapat tulisan ‘Van Breukelen’, orang berpakaian ala dementor memberikan satu  benda  berbentuk panjang yang diselimuti kain hitam kepada salah satu pengantri.

Di dalamnya sudah disiapkan pagelaran opera pada masa kolonial Belanda. Kitapun seakan-akan larut ke dalam suguhan cerita yang misterius pada masa dulunya tersebut.

Di dalamnya para pengunjung di ajak untuk melihat sejarah situasi Batavia di era abad 19.  Diceritakan bahwa pada di tahun 1880 Batavia mengalami kehebohan dikarenakan Pedang Djacacarta (Jayakarta) hilang! Hilangnya pedang Jayakarta ini dipercaya masyarakat pada zaman itu dapat mendatangkan malapetaka dan bencana yang dahsyat.




Jam Buka Museum
Selasa-Kamis: 08:30-14:30 WIBB                     
Jumat: 08:30-11:30 WIBB                          
Sabtu: 08:30-13:30 WIBB                      
Minggu: 08:30-14:30  WIBB
Tutup pada hari Senin dan hari libur Nasional/keagamaan 


Tiket

  • Perorangan
    Dewasa: Rp 5.000,-
    Anak-anak: Rp 2.000,-
  • Pengunjung rombongan (min. 20 orang)
    Dewasa: Rp 3.000,-
    Anak-anak (TK-SMA): Rp 1.000,
  • Pengunjung Asing (Wisatawan Mancanegara): Rp 10.000,-




Daftar Pustaka:
http://satupedang.blogspot.co.id/2015/02/sejarah-gedung-museum-fatahillah.html#
https://indocropcircles.wordpress.com/2011/12/09/misteri-ruang-rahasia-di-musium-fatahilah-jakarta/
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma

Pencarian

Diberdayakan oleh Blogger.

Search This Blog

Pinterest Gallery

featured Slider

Popular Posts

Tweet Tweet

Like us

About me

Sponsor