PENDUDUK dan PERMASALAHANNYA SECARA
GLOBAL
Salah
satu masalah besar dalam pembangunan ekonomi di LDCs adalah gejala pertumbuhan
penduduk yang tinggi. Fenomena ini sangat sentral karena bisa menjadi penyebab
bagi masalah-masalah lain dalam pembangunan ekonomi, misalnya kebutuhan dana
untuk investasi, kemiskinan, pengangguran, beban ketergantungan, serta migrasi
desa -kota. Bab ini menganalisis hakikat, penyebab, serta peran pertumbuhan
penduduk dalam pembangunan ekonomi serta mencari kebijakan yang tepat untuk
memecahkannya. Diharapkan dengan terpecahnya masalah pertumbuhan penduduk,
tugas pembangunan ekonomi secara umum akan menjadi lebih ringan.
Pertumbuhan penduduk merupakan fenomena besar dinegara-negara berkembang dan
menimbulakan berbagai masalah seperti pengangguran, beban tanggungan penduduk
usia kerja, maupun migrasi besar-besaran ke kota. Dalam bab ini kita akan
melihat lebih rinci pada masalah-masalah tersebut.
Pertumbuhan Populasi
Paruh
kedua abad ke-20 yaitu tahun 1950-2000, telah menjadi saksi dari apa yang bisa
disebut sebagai ledakan penduduk. Pada paru pertama, 1900-1950,
populasi penduduk dunia diperkirakan telah tumbuh dari 1,6 menjadi 2,5 miliyar,
akan tetapi menjelang tahun 2000 di perkirakan melebihi 6 milyar. Dengan
demikian dalam satu abad ini telah menjadi kenaikan hampir empat kali lipat
dalam populasi manusia.
Faktor utama kenaikan yang sangat cepat ini adalah pertumbuhan populasi yang
tinggi di negara-negara berkembang sejak tahun 1950-an, yang berpuncak pada
hampir 2,5 persen per tahun di sekitar tahun 1970, kemudian menurun secara
perlahan pada tahun-tahun berikutnya. (Tabel 11-1). Tingkat kelahiran yang
tinggi pasca perang dunia II di negara-negara industri juga menyumbang, akan
tetapi pertumbuhan populasi tahunan di negara-negara ini telah menurun menjadi
sekitar 0,6 persen per tahun menjelang tahun 1990 dan tampaknya menurun lagi
pada tahun-tahun berikutnya.
Tabel
11-1 Ukuran dan tingkat populasi dunia, 1950-2025
Dunia
|
Negara maju
|
Negara berkembang
|
||||
Tahun
|
Populasi (juta)
|
Tingkat kenaikan (%)
|
Populasi (juta)
|
Tingkat kenaikan (%)
|
Populasi (juta)
|
Tingkat Kenaikan (%)
|
1950
|
2.516
|
-
|
832
|
-
|
1.684
|
-
|
1960
|
3.019
|
1,84
|
945
|
1,27
|
1.074
|
2,10
|
1970
|
3.693
|
2,03
|
1.047
|
1,01
|
2.646
|
2,47
|
1975
|
4.076
|
1,99
|
1.095
|
0,89
|
2.981
|
2,42
|
1980
|
4.450
|
1,95
|
1.137
|
0,74
|
3.313
|
2,15
|
1985
|
4.837
|
1,68
|
1.174
|
0,65
|
3.663
|
2,03
|
1990
|
5.246
|
1,64
|
1.210
|
0,61
|
4.036
|
1,96
|
1995
|
5.678
|
1,59
|
1.244
|
0,56
|
4.434
|
1,89
|
2000
|
6.122
|
1,52
|
1.277
|
0,52
|
4.845
|
1,79
|
2010
|
6.989
|
1,34
|
1.331
|
0,41
|
5.658
|
1,56
|
2020
|
7.822
|
1,13
|
1.377
|
0,35
|
6.446
|
1,31
|
2025
|
8.206
|
0,96
|
1.396
|
0,29
|
6.809
|
1,10
|
Pertumbuhan populasi global di masa yang akan datang bisa diperkirakan dengan
meliaht susunan kelompok umur populasi, khususnya populasi penduduk berusia
kurang 15 tahun, karena kelompok usia inilah yang akan segera melahirkan
generasi berikutnya. Penduduk berusia dibawah 15 tahun di afrika diperkirakan
berjumlah hampir 45 persen populasi, sementara untuk amerika latin dan asia
selatan angkanya adalah 37 persen. andaikan wanita-wanita di negara
berkembang tersebut bisa mencapai tingkat fertilitas rendah atau ideal, yaitu
setiap ibu hanya melahirkan dua anak (sangat sulit dicapai ibu-ibu di negara
berkembang, biasanya jauh lebih banyak), susunan kelompok umur penduduk yang
tinggi karena jumlah calon ibu yang banyak.
Dari bukti empiris, pertumbuhan populasi disebabkan oleh tingkat kelahiran yang
melebihi tingkat kematian (jika kasusunya sebuah negara, ditambah kelebbihan
imigrasi terhadap emigrasi). Secara global dua parameter ini telah menurun
secara cepat dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi seperti yang dicatat dalam
tabel 11-2, dinegara-negara berkembang tingkat kematian menurun lebih cepat
dari pada tingkat kelahirannya, sementara yang sebaliknya terjadi di
negara-negara maju. Sebagai konsekuensi, sementara pertumbuhan populasi menurun
di berbagai negara maju (hampir nol di Austria, Belgia, German, Hungaria dan
Ingris, dan sudah negatif di Denmark, Swedia, dan Swiss), dinegara-negara
berkembang justru meningkat sampai tahun-tahun 1970-1975.
Tabel 11-2 Tingkat
kematian dan kelahiran kasar (per 1000), dan tingkat harapan hidup, 1960-1965
dan 1980-1985
Tingkat kelahiran
kasar
|
Tingkat kematian
kasar
|
Harapan hidup
|
||||||||
60-65
|
80-85
|
% perubahan
|
60-65
|
80-85
|
%perubahan
|
60-65
|
80-85
|
%perubahan
|
||
Total dunia
|
35,3
|
27,1
|
-23,2
|
15,4
|
10,5
|
-31,8
|
51,5
|
59,5
|
15,5
|
|
Negara maju
|
20,3
|
15,5
|
-23,6
|
9,0
|
9,6
|
6,7
|
69,7
|
73,1
|
4,9
|
|
Negara berkembang
|
41,9
|
31,0
|
-26,0
|
18,3
|
10,8
|
-41,0
|
47,5
|
57,3
|
20,6
|
|
Afrika
|
48,2
|
45,9
|
-4,8
|
23,2
|
16,6
|
-28,4
|
41,8
|
49,4
|
18,2
|
|
Amerika Latin
|
41,0
|
31,6
|
-22,9
|
12,2
|
8,2
|
-32,8
|
56,6
|
64,2
|
13,4
|
|
Amerika Utara
|
22,8
|
15,9
|
-30,3
|
9,2
|
8,9
|
-3,3
|
70,1
|
74,4
|
6,1
|
|
Asia Timur
|
35,5
|
18,8
|
-47,0
|
15,7
|
6,6
|
-58,8
|
51,0
|
68,4
|
34,1
|
|
Asia Selatan
|
43,2
|
34,1
|
-21,1
|
19,4
|
12,4
|
-36,1
|
45,8
|
54,9
|
19,9
|
|
Eropa
|
18,7
|
13,9
|
-25,7
|
10,2
|
10,9
|
6,8
|
69,7
|
73,1
|
4,9
|
|
Oceania
|
26,7
|
20,7
|
-22,5
|
10,6
|
8,3
|
-21,7
|
63,8
|
67,9
|
6,4
|
|
USSR
|
22,3
|
19,0
|
14,8
|
7,2
|
9,3
|
29,2
|
69,3
|
70,9
|
2,3
|
|
Telah disebutkan bahwa peningkatan populasi yang cepat di negara-negara
berkembang merupakan akibat dari penurunan tajam dalam tingkat kematian tanpa
penurunan yang seimbang dalam tingkat kelahiran. Penurunan dalam tingkat
kematian dihasilkan oleh dua hal, yaitu semakin panjangnya rentang hidup orang
dewasa dan turunya tingkat kematian bayi kurang dari satu tahun. Rentang hidup
usia dewasa tidak mengalami perubahan yang berarti, sehingga penurunan dalam
tingkat kematian diduga lebih diakibatkan oleh turunnya tingkat kematian bayi
tersebut.
Negara-negara maju, seperti Denmark, Amerika Serikat, Belanda, Jepang dan Korea Selatan dengan tingkat kelahiran yang rendah, mempunyai lebih banyak penduduk berusia tua dari pada negara-negara berkembang seperti Kenya, yang mempunyai tingkat kelahiran yang lebih tinggi. Denmark, dengan populasi hampir stasioner, atau pertumbuhan mendekati nol, mempunyai jumlah penduduk yang hampir sama dalam setiap kelompok umur, meruncing secara bertahap pada usia yang lebih tua. Amerika Serikat, dengan populasi yang konstriktif atau meruncing dan pertumbuhan yang lambat, mempunyai jumlah penduduk yang sedikit pada usia muda. Kenya, dengan populasi yang ekspansif atau pertumbuhan tinggi, sebagian besar penduduknya berusia muda.
Ini dapat
menjadi beban generasi muda dan pemerintah untuk membiayai jumlah penduduk
lansia yang terus meningkat dengan cepat. Konsumsi makan mereka mungkin hanya
sedikit dibandingkan dengan yang muda.Tetapi,bila mereka sakit-sakitan dan
hidup lama, maka biaya untuk mengurusi mereka akan jauh lebih besar daripada
mengurusi yang anak-anak atau penduduk muda.
Di negara
yang sudah maju,para lansia telah diperhatikan oleh pemerintah. Di Belanda
misalnya, terdapat sistem pensiun yang sangat bagus untuk para lansia.Uang
diambil dari pajak yang dibayarkan oleh mereka yang masih bekerja,mereka yang
masih muda. Ketika jumlah penduduk lansia belum banyak sistem ini dapat
berlangsung lancar.
Namun,ketika
jumlahnya semakin banyak dan hidupnya makin lama, artinya jumlah pensiunan juga
meningkat cepat.Pemerintah kesulitan mendapat uang untuk membiayai para lansia
ini. Kesulitan dalam anggaran pemerintah ini telah dialami banyak negara,
seperti negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Hal ini menyebabkan
defisit anggaran pemerintah.
Karena
jumlah lansia ini terus meningkat dan hidup lebih lama,maka defisit ini bisa
terus bertahan dan meningkat. Ini ditambah lagi dengan sistem keuangan dunia
yang penuh spekulasi. Defisit anggaran di negara maju akibat peledakan jumlah
penduduk lansia ini menjadi salah satu penyebab utama krisis keuangan global
jilid II. Dampak krisis ini dapat lebih parah dan terjadi pada waktu yang lebih
lama.
Transisi
Demografis
Pengamatan
diberbagai negara menunjukkan pola pertumbuhan penduduk yang hampir sama yang
secara umum boleh kita bagi menjadi 4 tahap, masing-masing tahap merupakan
hasil interaksi antara tingkat kematian dan tingkat kelahiran.
Tahap 1: Tingkat kelahiran dan kematian yang
tinggi. Pada tahap ini tingkat kematian dan tingkat kelahiran berada pada
tingkat yang tinggi, sehingga pertumbuhan penduduk juga tidak terlalu
tinggi.Tentu saja situasinya tidak nyaman karena banyak yang lahir dan banyak
pula yang meninggal dalam usia yang relatif muda. Tingkat harapan hidup belum
tinggi.
Tahap 2: Penurunan tingkat kematian. Tahap
kedua ini ditandai dengan menurunnya tingkat kematian karena perbaikan dibanyak
hal (kesehatan, nutrisi, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya), sementara
tingkat kelahiran masih tetap tinggi karena kesadaran untuk membatasi kelahiran
belum ada, dan hasilnya adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Masyarakat
mulai merasakan tingkat kehidupan yang lebih baik karena banyak orang bisa
menikmati harapan hidup pada tingkat yang lebih tinggi. Tetapi mulai muncul
berbagai masalah seperti pengangguran, persebaran penduduk yang cenderung
memusat ke kota, serta tingginya beban yang harus ditanggung oleh penduduk
angkatan kerja produktif.
Tahap 3: Penurunan tingkat kelahiran. Pada
tahap ini tingkat kematian masih terus menurun dan tingkat kelahiran mulai
menurun pula, dan hasil akhirnya adalah tingkat pertumbuhan penduduk yang mulai
menurun.
Tahap4: Populasi stasioner. Tingkat
kematian dan tingkat kelahiran cenderung seimbang pada tingkat yang rendah.
Pertumbuhan penduduk mulai seimbang dalam tingkat yang rendah pula. Masyarakat
mulai merasakan bahwa masalah-masalah akibat pertumbuhan penduduk seperti
pengangguran, beban tanggungan usia kerja produktif yang tinggi, serta
migrasi desa-kota mulai menghilang.
Keseluruhan
proses diatas dinamakan transisi demografis. Proses transisi demografis
yang hampir otomatis tersebut membuat beberapa ekonom berfikir bahwa sepertinya
tidak diperlukan peran pemerintah untuk menurunkan pertumbuhan penduduk. Tetapi
disadari juga bahwa tanpa campur tangan pemerintah, proses tersebut akan
memerlukan waktu yang lebih lama.
Yang menjadi
pertanyaan adalah, bentuk intervensi apakah yang paling efektif? Pemerintah
bisa menyediakan informasi tentang kotrasespi melalui pendidikan, khususnya
bagi para gadis maupun pasangan muda. Pemerintah juga bisa melibatkan swasta
(misalnya perusahan rokok atau obat-obatan) untuk ikut menyebarkan alat
kontrasepsi ke pelosok desa, karena biasanya mereka sudah mempunyai jaringan
penjualan kedaerah-daerah tersebut. Hal ini dimotivasi oleh kenyataan bahwa
satu kendala utama bagi pembatasan keluarga adalah kurang tersedianya alat
kontrasepsi di pedesaan, sedangkan klinik di pedesaan belum menjangkau seluruh
daerah terpencil.
Dampak Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang tinggi
sebenarnya bisa memberikan dampak positif , di antaranya dapat
menjadi unsur penting dalam usaha untuk meningkatkan produksi dan
mengembangkan kegiatan ekonomi dengan ketersediaan tenaga kerja yang melimpah.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi,
khusunya yang terjadi di Indonesia tidak hanya bisa berdampak positif saja,
tetapi juga akan menimbulkan dampak negatif di berbagai bidang yang tentunya
akan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dampak negatif dari pertumbuhan
penduduk yang tinggi ini akan timbul apabila pertumbuhan penduduk yang terjadi
tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung
keberlangsungan hidup penduduk yang bersangkutan dalam rangka memperoleh
kehidupan dan penghidupan yang makmur dan sejahtera. Berikut macam – macam
dampak negatif dari pertumbuhan penduduk, yaitu:
1.
angka kemiskinan meningkat
2.
angka penganguran meningkat
3.
lahan tempat tinggal dan bercocok
tanam berkurang
4.
semakin banyaknya polusi dan
limbah yang berasal dari rumah
tangga,pabrik,perusahaan,industri Peternakan,dan lain-lain
5.
angka kesehatan menurun
6.
ketersedian pangan sulit
7.
angka kecukupan gizi memburuk
8.
muncul wabah penyakit baru
9.
pembangunan di daerah di tuntut
banyak
Cara Mengatasi Pertumbuhan Penduduk
Banyak cara untuk mengatasi
pertumbuhan penduduk di Indonesia. Hanya saja banyak dari program – program
tersebut belum terealisasikan dengan baik. Namun usaha yang sangat gencar
dilakukan oleh pemerintah adalah KB (Keluarga Berencana). Laju tersebut dapat
ditekan dengan merevitalisasi kembali program Keluarga Berencana (KB). Yakni
melalui program kampung KB yang akan diluncurkan di lokasi padat penduduk,
seperti perkampungan nelayan. Melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana
untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum atau missal
sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran. Adapun cara – cara lainnya
yaitu sebagai berikut:
1.
Menunda masa perkawinan.
2.
Penambahan dan penciptaan
lapangan kerja,
3.
Meningkatkan kesadaran dan
pendidikan kependudukan.
4.
Mengurangi kepadatan penduduk
dengan program transmigrasi.
5.
Meningkatkan produksi dan
pencarian sumber makanan.
DAFTAR PUSTAKA :
https://mletiko.com/2010/03/16/ledakan-penduduk-lansiakrisis-keuangandan-kesejahteraan/
https://terangsaja.wordpress.com/tag/pertumbuhan-penduduk-dan-permasalahannya/
http://adriantiyanti.blogspot.co.id/2014/11/pertumbuhan-penduduk-dan-permasalahannya.html
0 komentar:
Posting Komentar